Survei pengguna Ubuntu yang saya lakukan diikuti oleh 338 responden (322 Laki-laki dan 16 Perempuan), 10 besar kota tempat tinggal responden adalah sbb:
82 -> Jakarta
42 -> Bandung
20 -> bekasi
19 -> Surabaya
17 -> Semarang
16 -> Tangerang
14 -> Yogyakarta
13 -> Depok
11 -> Bogor
9 -> Malang
7 -> batam
Detail tersebut tidak sepenuhnya tepat. sebagai contoh ada yang mengisi Pondok Gede atau Ciputat.
Beberapa minggu ini sangat banyak kejadian yang menyebabkan tertundanya proses pengumuman hadah survei. pertama sakit mata. sekeluarga lagi. saya, istri, Bagus dan Sekar semua terkena sakit mata 🙁 . kemudian dikejar deadline go-live app di kantor. setelah itu desakan mayoritas staff untuk alternatif pengganti YM.. dan yang terakhir jebolnya HDD email server yang memaksa migrasi ke Zimbra saya lakukan segera. semua itu terjadi di saat saya kekurangan staff..
Anyway. saya sudah janji.
Dalam konteks Survei Ubuntu Indonesia 2007yang saya lakukan. saya harus mempersiapkan solusi melakukan undian dengan jujur. dan jangan sampe ada KKN 😉 .
Sebagai awal saya mencoba aplikasi The Hat.. Pertama kali saya lihat aplikasi ini pada saat Road Show HP, waktu itu Michael Sunggiardi mengundi beberapa nama di layar projector.
Aplikasi ini gratis dan berbasis windows.. beruntung bagi saya The Hat bisa berjalan baik dengan wine.
Rencananya saya akan mengimport file text token peserta survei kedalam aplikasi.
Berawal dari kebutuhan saya mencoba sebuah aplikasi berbasis Tomcat dengan database Oracle, maka saya mencari sebuah mesin alternatif dan kebetulan mesin bekasnya invaleed(mentang2 upgrade notebook yang lama ditinggalin) masuk genggaman. setelah mencari2 di laci CD installer koq nemunya BlankOn. ya udah karena BlankOn adalah turunan Ubuntu saya pikir bisa dicoba install Oracle-XE.
Oracle Express dapat diinstall dan digunakan secara gratis, namun ada beberapa keterbatasan yang dimiliki. antara lain besar data storage tidak bisa melebihi 2GB, dan secara default tidak bisa membuat database lain.
Looking back it has been over 4 years since I first tried Linux as a Workstation. These screenshots have been collected since December 2003. they tell a story of migrating into Freedom.
Before 2003 I have been using Linux only as an Operating System for my Servers, but not so much as a Workstation. Jumping into Linux as a Workstation started with one foot where I had a Windows XP Laptop and exploring Linux as a Desktop I started with Mandrake Linux 9.
Saat ini Ubuntu adalah distribusi linux favorit saya, distro ini telah menjadi sistem operasi utama notebook saya sejak tahun 2005 dan saya merasa cukup produktif bekerja di sistem operasi ini.
Sering terlintas dipikiran saya berapa banyak pengguna komputer di Indonesia yang juga menggunakan Ubuntu baik sebagai Workstation maupun untuk server. Berawal dari saran Harry Sufehmi.
Agar survei ini lebih hidup saya pikir sumbang beberapa hadiah akan membuatnya menarik.. Jadi.
Sebuah ADSL Modem Dlink seri DSL-520T bagi seorang responden yang beruntung, modem ini pernah saya pakai untuk testing selama 15 menit dan berfungsi dengan baik.
Sebenarnya saya merencanakan mampir ke Bandung Comtech di pagi hari, tetapi istri saya memaksa harus mampir ke Factory Outlet terlebih dahulu. dan ternyata setelah beberapa Factory Outlet barulah kami mampir ke BeMall sekitar jam 12 siang. Pertama datang terdengar suara Yulian sedang presentasi. sambil saya cari2. koq ndak ketemu tempatnya. akhirnya setelah bertanya pada seorang SPG barulah stan Ubuntu-id saya temukan. pertama dateng langsung disambut mantan tukang sate RameTux.
kesan pertama.